Minggu, 12 Desember 2010

SISTEM KOORDINASI MANUSIA

Sistem Saraf Manusia
Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf perifer, memiliki kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf melalui sambungan primer oleh saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem gastrointestinal.
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tentang gambar jaringan saraf berikut :
Gambar 1. Jaringan Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1). Sel saraf sensori,
2). sel saraf motor, dan
3). sel saraf intermediet (asosiasi).
(1). Sel saraf sensori
(1). Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
(2). Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
(3). Sel saraf intermediete
Sel saraf intermediete disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut:
2.8.2. Sistim Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Sistem saraf sadar ), dan (2) Sistem saraf tak sadar Kemudian berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

b. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih • memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih


2.8.3. Sistim Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter, merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan. Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang melapisi dan melekat pada tulang.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.


Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:


1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Diantara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.


Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:


1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat


Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.


Otak



Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.


* Otak besar (serebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.


* Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.


* Otak kecil (serebelum)


Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.


* Sumsum sambung (medulla oblongata)
umsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.


* Jembatan varol (pons varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor






Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis yang disebut akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan dirilis di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi. Sensory neuron diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal yang menginformasikan sistem saraf pusat negara bagian tubuh dan lingkungan eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau di perifer ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral neuron, yang pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat semua input dan output mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua jenis bentuk neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu organisme persepsi dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem saraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem saraf ditemukan di sebagian besar hewan multiseluler, tapi sangat bervariasi dalam kompleksitasnya. Porifera tidak memiliki sistem saraf, walaupun mereka telah homologs dari banyak gen yang memainkan peran penting dalam fungsi sistem saraf, dan mampu seluruh tubuh beberapa tanggapan, termasuk bentuk primitif penggerak. Mesozoans-Placozoans dan hewan sederhana lainnya yang tidak diklasifikasikan sebagai bagian dari Subkerajaan Eumetazoa-juga tidak memiliki sistem saraf. Dalam Radiata (radial simetris binatang seperti ubur-ubur) Sistem saraf terdiri dari jaring syaraf yang sederhana. Bilateria, yang mencakup sebagian besar vertebrata dan invertebrata, semua memiliki sistem saraf yang berisi otak, saraf tulang belakang, dan saraf perifer. Ukuran sistem saraf bilaterian berkisar dari beberapa ratus sel dalam cacing yang paling sederhana, untuk di urutan 100 milyar sel pada manusia.
Struktur
Sistem saraf namanya berasal dari saraf, yang merupakan kumpulan silinder jaringan yang berasal dari otak dan sumsum tulang belakang dan cabang berulang kali untuk innervate setiap bagian dari tubuh. Saraf cukup besar telah diakui oleh orang Mesir kuno, Yunani, dan Roma, tetapi struktur internal mereka tidak mengerti sampai menjadi mungkin untuk memeriksa mereka dengan menggunakan mikroskop. Sebuah pemeriksaan mikroskopis menunjukkan bahwa saraf terdiri terutama dari akson neuron, bersama dengan berbagai membran yang membungkus di sekitar mereka dan memisahkan mereka ke fascicles. Neuron yang menimbulkan saraf tidak berbohong dalam diri mereka-mereka berada dalam tubuh sel otak, saraf tulang belakang, atau perifer ganglia.
Semua hewan lebih maju daripada spons memiliki sistem saraf. Namun, bahkan spons, hewan uniseluler, dan non-binatang seperti jamur lendir memiliki sel-sel untuk sinyal mekanisme yang prekursor kepada mereka neuron. Pada hewan simetris radial seperti ubur-ubur dan ular naga, sistem syaraf terdiri jaringan yang tersebar sel-sel yang terisolasi. Pada bilaterian binatang, yang membentuk sebagian besar spesies yang ada, sistem saraf memiliki struktur umum yang berasal di awal periode Kambrium, lebih dari 500 juta tahun yang lalu.
Cell
Sistem saraf terutama terdiri dari dua kategori sel: neuron dan sel glial.
Neuron
Sistem saraf didefinisikan oleh kehadiran tipe khusus dari sel-neuron (terkadang disebut “neuron” atau “sel saraf”). Neuron dapat dibedakan dari sel-sel lain dalam beberapa cara, tetapi mereka yang paling mendasar properti adalah bahwa mereka berkomunikasi dengan sel lainnya melalui sinapsis, yang membran-ke-membran yang mengandung molekul Persimpangan mesin yang memungkinkan sinyal transmisi cepat, baik listrik atau kimia. Banyak jenis memiliki sebuah akson neuron, suatu yg bersifat protoplasma tonjolan yang dapat memperluas untuk jauh bagian tubuh dan membuat ribuan kontak sinaptik. Akson sering bepergian melalui tubuh dalam kumpulan yang disebut saraf.

Bahkan dalam sistem saraf satu spesies seperti manusia, ratusan jenis neuron ada, dengan berbagai morfologi dan fungsi. Ini termasuk indra neuron yang mentransmutasikan rangsangan fisik seperti cahaya dan suara menjadi sinyal saraf, dan motor neuron yang mentransmutasikan sinyal saraf ke aktivasi mucles atau kelenjar, namun pada banyak spesies sebagian besar neuron mereka menerima semua masukan dari neuron lain dan mengirimkan outputnya ke neuron lain.
Sel Glial
Sel-sel glial sel non-syaraf yang memberikan dukungan dan nutrisi, mempertahankan homeostasis, membentuk myelin, dan berpartisipasi dalam transmisi sinyal di sistem saraf. Dalam otak manusia, diperkirakan bahwa jumlah total glia kira-kira sama dengan jumlah neuron, meskipun proporsi otak berbeda untuk setiap daerah. Di antara fungsi-fungsi yang paling penting dari sel-sel glial untuk mendukung neuron dan menahan mereka di tempat; untuk memasok nutrisi ke neuron; untuk mengisolasi neuron elektrik; untuk menghancurkan patogen dan menghapus mati neuron; dan untuk memberikan isyarat mengarahkan bimbingan akson neuron target mereka. Salah satu jenis yang sangat penting menghasilkan sel glial lapisan zat lemak yang disebut myelin yang membungkus di sekitar akson dan memberikan isolasi listrik yang memungkinkan mereka untuk mengirimkan banyak potensi aksi lebih cepat dan efisien.
Anatomi vertebrata
Sistem saraf hewan vertebrata (termasuk manusia) dibagi ke dalam sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer (PNS).
Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian terbesar, dan termasuk otak dan sumsum tulang belakang. The spinal rongga berisi sumsum tulang belakang, sementara kepala berisi otak. The SSP adalah tertutup dan dilindungi oleh Meninges, tiga sistem berlapis-lapis membran, termasuk yang tangguh, kulit lapisan luar yang disebut dura mater. Otak juga dilindungi oleh tengkorak, dan sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.

Sistem saraf perifer (PNS) adalah sebuah istilah kolektif untuk sistem saraf struktur yang tidak terletak di dalam SSP. Sebagian besar bungkusan yang disebut akson saraf dianggap berasal dari PNS, bahkan ketika sel tubuh neuron yang menjadi milik mereka berada di dalam otak atau sumsum tulang belakang. PNS dibagi menjadi bagian somatik dan visceral. Somatik bagian terdiri dari saraf yang innervate kulit, sendi, dan otot. Tubuh sel somatik neuron sensorik terletak dalam ganglia akar dorsal dari sumsum tulang belakang. Bagian yang mendalam, juga dikenal sebagai sistem saraf otonom, mengandung neuron yang innervate organ-organ, pembuluh darah, dan kelenjar. Sistem saraf otonom itu sendiri terdiri dari dua bagian: sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Beberapa penulis juga termasuk neuron sensorik badan sel yang terletak di pinggiran (untuk indera seperti pendengaran) sebagai bagian dari PNS; lain, bagaimanapun, hilangkan mereka.
Sistem saraf vertebrata juga dapat dibagi menjadi daerah-daerah yang disebut materi abu-abu ( “abu-abu” dalam ejaan Amerika) dan materi putih. Grey materi (yang hanya berwarna abu-abu di jaringan diawetkan, dan lebih baik digambarkan sebagai cahaya berwarna merah muda atau coklat jaringan hidup) mengandung proporsi tinggi badan-badan sel neuron. Materi putih terdiri terutama dari akson myelinated, dan mengambil warna dari myelin. Masalah putih mencakup semua saraf perifer, dan sebagian besar bagian dalam otak dan sumsum tulang belakang. Materi abu-abu ditemukan dalam kelompok neuron di otak dan sumsum tulang belakang, dan di lapisan korteks yang melapisi permukaan mereka. Ada konvensi yang anatomis sekelompok neuron di otak atau urat saraf tulang belakang disebut sebagai inti, sedangkan kelompok neuron di pinggiran disebut ganglion. Terdapat Namun, beberapa pengecualian untuk aturan ini, terutama termasuk bagian dari otak-depan yang disebut basal ganglia.

Pembagian atas dua bagian horisontal dari kepala pria dewasa, menunjukkan kulit, tengkorak, dan otak dengan materi abu-abu (cokelat dalam gambar ini) dan yang mendasari materi putih
Perbandingan Anatomi dan Evolusi
Saraf prekursor dalam spons
Spons punya sel terhubung satu sama lain oleh sambungan sinaptik, yaitu, tidak ada neuron, dan karena itu tidak ada sistem saraf. Mereka lakukan, bagaimanapun, telah homologs dari banyak gen yang memainkan peran kunci dalam fungsi sinapsis. Studi terbaru menunjukkan bahwa sel-sel spons mengungkapkan sekelompok protein yang berkumpul untuk membentuk suatu struktur yang menyerupai pasca-sinaptik kerapatan (sinyal-menerima bagian dari sinaps). Namun, fungsi struktur ini saat ini tidak jelas. Walaupun sel-sel spons tidak menunjukkan transmisi sinaptik, mereka saling berkomunikasi melalui gelombang kalsium dan dorongan lain, yang menengahi beberapa tindakan sederhana seperti seluruh tubuh kontraksi.
Radiata
Ubur-ubur, sisir jeli, dan binatang terkait telah menyebar jaring saraf daripada sistem saraf pusat. Pada sebagian besar syaraf ubur-ubur bersih tersebar lebih atau kurang merata di seluruh tubuh; di sisir jeli itu terkonsentrasi di dekat mulut. Jaring saraf terdiri dari neuron sensorik yang mengambil kimia, taktil, dan visual sinyal, motor neuron yang dapat mengaktifkan kontraksi dinding tubuh, dan intermediate neuron yang mendeteksi pola-pola aktivitas neuron sensorik dan mengirimkan sinyal ke motor neuron kelompok sebagai hasilnya. Dalam beberapa kasus kelompok neuron perantara ini terkelompok ke ganglia diskrit.
Pengembangan sistem saraf radiata relatif tidak terstruktur. Tidak seperti bilaterians, radiata hanya memiliki dua lapisan sel primordial, endoderm dan ektoderm. Neuron yang dihasilkan dari serangkaian khusus ectodermal sel prekursor, yang juga berfungsi sebagai prekursor untuk setiap jenis sel ectodermal.
Bilateria
Sebagian besar hewan yang ada bilaterians, yang berarti binatang dengan sisi kiri dan kanan yang perkiraan bayangan cermin satu sama lain. Semua Bilateria diperkirakan berasal dari nenek moyang nguler umum yang muncul pada periode Kambrium, 550-600 juta tahun yang lalu. bentuk tubuh bilaterian mendasar adalah sebuah tabung dengan rongga perut kosong lari dari mulut ke anus, dan sebuah tali saraf dengan pembesaran (sebuah “ganglion”) untuk setiap segmen tubuh, dengan ganglion besar, khususnya di bagian depan, yang disebut “otak”.

Sistem saraf hewan yang bilaterian, dalam bentuk tali saraf dengan pembesaran segmental, dan sebuah “otak” di bagian depan
Bahkan mamalia, termasuk manusia, menunjukkan tubuh bilaterian tersegmentasi rencana pada tingkat sistem saraf. Sumsum tulang belakang berisi serangkaian ganglia segmental, masing-masing sehingga menimbulkan motorik dan sensorik saraf yang innervate sebagian dari permukaan tubuh dan otot-otot yang mendasarinya. Di tangan dan kaki, tata letak pola persarafan yang rumit, tetapi pada batang ia menimbulkan serangkaian band sempit. Posisi tiga segmen milik otak, sehingga menimbulkan otak-depan, otak tengah, dan hindbrain.

Luas permukaan tubuh manusia innervated oleh masing-masing saraf tulang belakang
Bilaterians dapat dibagi, didasarkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi sangat dini dalam perkembangan embrio, menjadi dua kelompok (superphyla) disebut protostomes dan deuterostomes. Deuterostomes termasuk vertebrata serta echinodermata, hemichordates (terutama acorn cacing), dan Xenoturbellidans. Protostomes, kelompok yang lebih beragam, termasuk arthropoda, moluska, dan berbagai jenis cacing. Ada perbedaan mendasar antara kedua kelompok dalam penempatan sistem saraf dalam tubuh: protostomes memiliki tali saraf ventral (biasanya bagian bawah) sisi tubuh, sedangkan di deuterostomes tali saraf dorsal adalah pada (biasanya top ) sisi. Bahkan, banyak aspek dari tubuh terbalik antara dua kelompok, termasuk pola-pola ekspresi dari beberapa gen yang menunjukkan dorsal-ke-ventral gradien. Kebanyakan ahli anatomi sekarang menganggap bahwa tubuh adalah protostomes dan deuterostomes “terbalik” dengan menghormati satu sama lain, hipotesis yang pertama kali diusulkan oleh Geoffroy Saint-Hilaire serangga dibandingkan dengan vertebrata. Jadi serangga, misalnya, memiliki tali saraf yang berjalan di sepanjang garis tengah ventral tubuh, sementara semua vertebrata memiliki tali tulang belakang yang berjalan di sepanjang garis tengah dorsal.
Cacing
Cacing adalah binatang bilaterian sederhana, dan mengungkap struktur dasar dari sistem saraf bilaterian dalam cara yang paling sederhana. Sebagai contoh, cacing tanah memiliki tali saraf ganda berlari sepanjang tubuh dan penggabungan di ekor dan mulut. Tali saraf ini dihubungkan oleh saraf transversal seperti anak tangga dari tangga. Saraf melintang ini membantu koordinasi kedua sisi dari binatang. Dua ganglia di ujung kepala fungsi mirip dengan otak yang sederhana. Fotoreseptor pada hewan eyespots menyediakan informasi sensorik terang dan gelap.

Cacing Tanah sistem saraf. Top: pandangan sisi depan cacing. Bottom: sistem saraf dalam isolasi, dilihat dari atas
Sistem saraf satu cacing yang sangat kecil, yang roundworm Caenorhabditis elegans, telah dipetakan keluar sampai ke tingkat sinapsis. Setiap neuron dan keturunan selular telah direkam dan sebagian besar, jika tidak semua, dari hubungan saraf diketahui. Dalam spesies ini, sistem saraf seksual dimorfik; sistem saraf dari dua jenis kelamin, laki-laki dan hermafrodit, mempunyai jumlah yang berbeda dan kelompok neuron neuron yang melakukan seks-fungsi spesifik. Di C. elegans, laki-laki memiliki tepat 383 neuron, sementara hermaprodit memiliki tepat 302 neuron.
Arthropoda
Arthropoda, seperti serangga dan udang-udangan, memiliki sistem saraf yang terdiri dari serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri dari dua paralel connectives berlari sepanjang perut. Biasanya, setiap segmen tubuh memiliki satu ganglion pada setiap sisi, meskipun beberapa ganglia yang melebur untuk membentuk otak dan ganglia besar lainnya. Segmen kepala berisi otak, juga dikenal sebagai ganglion supraesophageal. Dalam sistem saraf serangga, otak anatomis dibagi ke dalam protocerebrum, deutocerebrum, dan tritocerebrum. Segera di belakang otak adalah subesophageal ganglion, yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut, kelenjar ludah dan otot-otot tertentu. Banyak arthropoda telah berkembang dengan baik alat indera, termasuk mata majemuk untuk visi dan antena untuk penciuman dan feromon sensasi. Informasi sensorik dari organ-organ ini diproses oleh otak.

Anatomi internal dari laba-laba, yang menunjukkan sistem saraf dengan warna biru
Pada serangga, banyak neuron mempunyai badan sel yang diposisikan di ujung otak dan elektrik pasif-sel tubuh hanya berfungsi untuk memberikan dukungan metabolik dan tidak berpartisipasi dalam sinyal. Sebuah serat yg bersifat protoplasma berjalan dari badan sel dan cabang-cabang bercucuran, dengan beberapa bagian sinyal transmisi dan bagian lain menerima sinyal. Dengan demikian, sebagian besar bagian otak serangga memiliki tubuh sel pasif diatur di sekeliling, sementara pemrosesan sinyal saraf terjadi dalam jalinan serat yg bersifat protoplasma disebut neuropil, di pedalaman
“Teridentifikasi” neuron
Sebuah neuron disebut diidentifikasi jika memiliki sifat-sifat yang membedakannya dari setiap neuron lain yang sama-sifat binatang seperti lokasi, neurotransmiter, pola ekspresi gen, dan konektivitas, dan jika setiap individu organisme yang termasuk spesies yang sama memiliki satu dan hanya satu neuron dengan properti set yang sama. Dalam sistem saraf vertebrata sangat sedikit neuron yang “diidentifikasi” dalam pengertian ini-pada manusia, ada diyakini none-tetapi dalam sistem syaraf sederhana, beberapa atau semua neuron dapat demikian unik . Dalam roundworm C. elegans, yang sistem saraf adalah yang paling benar-benar menggambarkan hewan apapun, setiap neuron dalam tubuh adalah unik diidentifikasi, dengan lokasi yang sama dan sambungan yang sama pada setiap individu cacing. Salah satu konsekuensi penting dari fakta ini adalah bahwa bentuk dari sistem saraf elegans C. sepenuhnya ditentukan oleh genom, tanpa pengalaman-tergantung plastisitas.
Otak banyak moluska dan serangga juga mengandung sejumlah besar neuron diidentifikasi. Pada vertebrata, yang paling dikenal diidentifikasi neuron adalah sel-sel Mauthner raksasa ikan. Setiap ikan memiliki dua Mauthner sel, terletak di bagian bawah batang otak, satu di sisi kiri dan satu di sebelah kanan. Masing-masing sel Mauthner mempunyai akson yang menyilang, innervating neuron otak pada tingkat yang sama dan kemudian perjalanan turun melalui saraf tulang belakang, membuat banyak koneksi seperti it goes. The sinapsis yang dihasilkan oleh sel Mauthner begitu kuat sehingga satu potensial aksi menimbulkan respons perilaku utama: dalam milidetik ikan kurva tubuhnya ke dalam C-bentuk, kemudian luruskan, sehingga mendorong dirinya cepat maju. Fungsional ini adalah respons yang cepat melarikan diri, paling mudah dipicu oleh gelombang suara kuat atau gelombang tekanan menimpa garis lateral organ ikan. Sel Mauther bukan satu-satunya diidentifikasi neuron dalam ikan-ada sekitar 20 lebih jenis, termasuk pasang “sel Mauthner analog” di masing-masing inti segmental tulang belakang. Meskipun sel Mauthner mampu mewujudkan respons melarikan diri dengan sendirinya, dalam konteks perilaku biasa jenis sel lain biasanya memberikan kontribusi untuk membentuk amplitudo dan arah respon.
Sel Mauthner telah digambarkan sebagai perintah neuron. Sebuah neuron perintah khusus diidentifikasi jenis neuron, yang didefinisikan sebagai sebuah neuron yang mampu mendorong perilaku tertentu dengan sendirinya. Seperti neuron muncul paling sering dalam sistem pelarian cepat berbagai spesies-cumi-cumi raksasa akson dan cumi-cumi raksasa sinaps, yang digunakan untuk percobaan perintis dalam neurofisiologi karena ukuran besar, baik berpartisipasi dalam rangkaian cepat melarikan diri dari cumi-cumi. Konsep perintah neuron, bagaimanapun, menjadi kontroversial, karena penelitian menunjukkan bahwa beberapa neuron yang awalnya muncul agar sesuai dengan deskripsi benar-benar hanya mampu membangkitkan tanggapan dalam keadaan terbatas.
Function
Pada tingkat yang paling dasar, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirim sinyal dari satu sel kepada orang lain, atau dari satu bagian tubuh kepada orang lain. Ada dua cara dasar bahwa sebuah sel dapat mengirimkan sinyal ke sel lain. Yang paling sederhana adalah dengan melepaskan zat kimia yang disebut hormon ke sirkulasi internal, sehingga mereka dapat menyebar ke tempat yang jauh. Berbeda dengan ini “siaran” mode dari sinyal, sistem saraf menyediakan “point-to-point” sinyal-proyek neuron akson mereka ke wilayah sasaran spesifik dan membuat hubungan sinaptik dengan sel target tertentu. Dengan demikian, sinyal saraf mampu yang jauh lebih tinggi daripada hormon kekhususan pensinyalan. Hal ini juga lebih cepat: sinyal saraf tercepat perjalanan dengan kecepatan yang melebihi 100 meter per detik.
Pada tingkat yang lebih integratif, fungsi utama dari sistem saraf adalah untuk mengontrol tubuh. Hal ini dilakukan dengan penggalian informasi dari lingkungan menggunakan reseptor sensorik, mengirimkan sinyal yang menyandikan informasi ini ke dalam sistem saraf pusat, pengolahan informasi untuk menentukan respon yang tepat, dan mengirim sinyal keluaran ke otot atau kelenjar untuk mengaktifkan respon. Evolusi sistem saraf yang kompleks telah memungkinkan untuk berbagai spesies hewan mempunyai kemampuan persepsi maju seperti visi, interaksi sosial yang kompleks, cepat koordinasi sistem organ, dan terpadu pengolahan sinyal bersamaan. Pada manusia, kecanggihan sistem saraf memungkinkan untuk memiliki bahasa, representasi dari konsep-konsep abstrak, transmisi budaya, dan banyak fitur lain dari masyarakat manusia yang tidak akan ada tanpa otak manusia.
Neuron dan Synapsis
Sebagian besar neuron mengirim sinyal melalui akson mereka, meskipun beberapa jenis mampu dendrit-ke-dendrit komunikasi. (Pada kenyataannya, jenis neuron yang disebut sel-sel amacrine tidak mempunyai akson, dan berkomunikasi hanya melalui dendrit mereka.) Neural menyebarkan sinyal di sepanjang akson dalam bentuk gelombang elektrokimia tindakan yang disebut potensi, yang menghasilkan sel-sel untuk sinyal pada titik-titik di mana akson terminal sinaptik membuat kontak dengan sel lain.
Sinaps dapat listrik atau kimia. Sinaps listrik membuat sambungan listrik langsung antara neuron, tapi sinaps kimia jauh lebih umum, dan jauh lebih beragam fungsi. [34] Pada sinaps kimia, sel yang mengirim sinyal disebut presynaptic, dan sel yang menerima sinyal disebut pasca-sinaptik. Baik presynaptic dan daerah pasca-sinaptik penuh mesin molekuler yang melaksanakan proses sinyal. Presynaptic daerah yang berisi sejumlah besar kapal kecil berbentuk bola yang disebut vesikula sinapsis, neurotransmiter dikemas dengan bahan kimia. Ketika terminal presynaptic elektrik dirangsang, molekul array tertanam dalam membran diaktifkan, dan menyebabkan isi vesikula akan dilepaskan ke ruang sempit antara presynaptic dan pasca-sinaptik membran, yang disebut celah sinaptik. Neurotransmitter kemudian mengikat reseptor pasca-sinaptik tertanam dalam membran, menyebabkan mereka untuk memasukkan negara diaktifkan. Tergantung pada jenis reseptor, efek yang dihasilkan pada sel pasca-sinaptik mungkin rangsang, penghambatan, atau modulatory dalam cara yang lebih kompleks. Misalnya, pelepasan neurotransmitter asetilkolin di kontak sinaptik antara motor neuron dan sel otot yang cepat menginduksi kontraksi sel otot. Seluruh proses transmisi sinaptik hanya membutuhkan waktu sepersekian milidetik, meskipun efek pada pasca-sinaptik sel akan bertahan lebih lama lagi (bahkan tanpa batas waktu, dalam kasus di mana sinyal sinaptik mengarah pada pembentukan sebuah jejak memori).

Unsur utama dalam transmisi sinaptik. Gelombang elektrokimia disebut potensial aksi bergerak sepanjang akson dari sebuah neuron. Ketika gelombang mencapai sinaps, itu memicu pelepasan neurotransmitter kepulan molekul, yang mengikat molekul reseptor kimia yang terletak di membran sel target.
Ada ratusan jenis sinapsis. Pada kenyataannya, ada lebih dari seratus dikenal neurotransmiter, dan banyak dari mereka memiliki beberapa jenis reseptor. Banyak sinaps menggunakan lebih dari satu neurotransmitter-pengaturan yang umum adalah untuk sinaps untuk menggunakan salah satu bertindak cepat-molekul kecil seperti neurotransmiter seperti glutamat atau GABA, bersama dengan satu atau lebih peptida neurotransmitter yang memainkan bertindak lambat-modulatory peran. Molekul ahli saraf reseptor umumnya membagi menjadi dua kelompok besar: kimia gated saluran ion dan sistem pembawa pesan kedua. Ketika terjaga keamanannya saluran ion kimia diaktifkan, membentuk suatu bagian yang memungkinkan ion jenis tertentu mengalir melintasi membran. Tergantung pada jenis ion, efek pada sel target dapat rangsang atau penghambatan. Ketika utusan kedua sistem ini diaktifkan, itu memulai kaskade dari interaksi molekul dalam sel target, yang pada akhirnya menghasilkan berbagai efek yang kompleks, seperti meningkatkan atau menurunkan kepekaan sel terhadap rangsangan, atau bahkan mengubah transkripsi gen.
Menurut aturan yang disebut prinsip Dale, yang dikenal hanya beberapa pengecualian, sebuah neuron melepaskan neurotransmiter yang sama di seluruh sinaps. Hal ini tidak berarti, meskipun, bahwa sebuah neuron diberikan efek yang sama pada seluruh target , karena efek sinaps tidak tergantung pada neurotransmitter, tetapi pada reseptor yang diaktifkan. Karena target yang berbeda dapat (dan sering lakukan) menggunakan berbagai jenis reseptor, sangat mungkin untuk sebuah neuron memiliki efek rangsang satu set sel sasaran, efek inhibisi pada orang lain, dan kompleks modulatory efek pada orang lain masih. Namun demikian, hal itu terjadi bahwa kedua paling banyak digunakan neurotransmiter, glutamat, dan GABA, masing-masing memiliki efek yang sangat konsisten. Glutamat memiliki luas yang terjadi beberapa jenis reseptor, tetapi semua itu adalah rangsang atau modulatory. Demikian pula, GABA memiliki beberapa jenis reseptor yang terjadi secara luas, tetapi semua itu adalah penghambatan. Karena konsistensi ini, sel-sel glutamatergic sering disebut sebagai “rangsang neuron”, dan sel-sel GABAergic sebagai “neuron inhibisi”. Sebenarnya ini adalah penyalahgunaan istilah-itu adalah yang reseptor rangsang dan penghambatan, bukan neuron-tapi biasanya dilihat bahkan dalam publikasi ilmiah.

Salah satu bagian yang sangat penting sinaps mampu membentuk jejak memori melalui kegiatan jangka panjang bergantung pada perubahan dalam kekuatan sinapsis. Yang paling terkenal saraf bentuk memori adalah sebuah proses yang disebut jangka panjang potentiation (disingkat LTP), yang beroperasi pada sinaps yang menggunakan neurotransmitter glutamat yang bekerja pada reseptor tipe khusus yang dikenal sebagai reseptor NMDA. The NMDA reseptor memiliki “asosiatif” properti: jika kedua sel yang terlibat dalam sinaps keduanya diaktifkan pada kira-kira sama waktu, membuka saluran yang memungkinkan kalsium mengalir ke sel target. The kalsium masuk memulai kaskade utusan kedua yang akhirnya mengarah pada peningkatan jumlah reseptor glutamat dalam sel target, sehingga dapat meningkatkan kekuatan efektif sinaps. Perubahan dalam kekuatan dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama. Sejak penemuan LTP pada tahun 1973, banyak jenis lain jejak memori sinaptik telah ditemukan, melibatkan peningkatan atau penurunan kekuatan sinaptik yang disebabkan oleh berbagai kondisi, dan terakhir untuk variabel waktu yang lama. Hadiah pembelajaran, misalnya, tergantung pada bentuk varian dari LTP yang disyaratkan atas masukan tambahan yang berasal dari hadiah-sinyal jalur yang menggunakan dopamin sebagai neurotransmitter. Semua bentuk sinaptik modifiability, diambil secara kolektif, menimbulkan plastisitas saraf, yaitu, untuk sebuah kemampuan untuk sistem syaraf untuk menyesuaikan diri dengan variasi dalam lingkungan.
Sirkuit Neural dan System
Dasar fungsi saraf mengirimkan sinyal ke sel lain mencakup kemampuan untuk bertukar sinyal neuron satu sama lain. Jaringan dibentuk oleh kelompok-kelompok yang saling berhubungan neuron mampu berbagai fungsi, termasuk fitur deteksi, pola generasi, dan waktu. Pada kenyataannya, sulit untuk menetapkan batas-batas untuk jenis-jenis informasi pengolahan yang dapat dilakukan oleh jaringan saraf: Warren McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 1943 menunjukkan bahwa bahkan terbentuk dari jaringan yang sangat disederhanakan abstraksi matematis dari neuron mampu komputasi universal. Mengingat bahwa setiap neuron dapat menghasilkan pola-pola temporal kompleks aktivitas semua sendiri, kisaran kemampuan bahkan mungkin bagi kelompok-kelompok kecil neuron yang saling berhubungan saat ini berada di luar pemahaman.
Secara historis, selama bertahun-tahun pandangan yang dominan fungsi sistem saraf sebagai stimulus-respons associator. Dalam konsepsi ini, saraf pengolahan dimulai dengan rangsangan indra yang mengaktifkan neuron, menghasilkan menyebarkan sinyal yang melalui rantai koneksi di saraf tulang belakang dan otak, akhirnya menimbulkan aktivasi motor neuron dan dengan demikian kontraksi otot, yaitu tanggapan terbuka. Descartes percaya bahwa semua perilaku binatang, dan sebagian besar perilaku manusia, dapat dijelaskan dalam hal stimulus-respon sirkuit, meskipun ia juga percaya bahwa fungsi kognitif yang lebih tinggi seperti bahasa itu tidak mampu dijelaskan secara mekanis. Charles Sherrington, 1906 berpengaruh dalam buku The Integratif Aksi dari Nervous System, mengembangkan konsep mekanisme stimulus-respon lebih detail, dan Behaviorisme, sekolah pemikiran yang mendominasi Psikologi melalui pertengahan abad ke-20 , berusaha untuk menjelaskan setiap aspek perilaku manusia dalam hal stimulus-respon.
Namun, penelitian eksperimental elektrofisiologinya, dimulai pada awal abad ke-20 dan mencapai produktivitas yang tinggi oleh 1940-an, menunjukkan bahwa sistem saraf mengandung banyak mekanisme untuk menghasilkan pola-pola aktivitas intrinsik, tanpa memerlukan rangsangan eksternal. Neuron yang ditemukan mampu menghasilkan tindakan rutin potensi urutan, atau urutan dari ledakan, bahkan dalam isolasi lengkap. Ketika intrinsik aktif neuron saling terhubung satu sama lain dalam kompleks sirkuit, kemungkinan untuk menghasilkan pola-pola temporal rumit menjadi jauh lebih luas. konsepsi modern memandang fungsi sistem saraf sebagian dalam hal stimulus-respon rantai, dan sebagian dalam hal intrinsik yang dihasilkan dari pola kegiatan-kegiatan kedua jenis berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan repertoar perilaku penuh.
Refleks dan stimulus-respon lainnya sirkuit
Jenis yang paling sederhana adalah rangkaian saraf refleks busur, yang dimulai dengan input sensorik dan berakhir dengan sebuah motor keluaran, melewati deretan neuron di antara keduanya. Sebagai contoh, perhatikan “refleks penarikan” menyebabkan tangan untuk menyentak kembali setelah kompor panas disentuh. Rangkaian yang dimulai dengan reseptor sensorik di kulit yang diaktifkan oleh panas tingkat berbahaya: suatu bentuk khusus dari struktur molekul yang tertanam di dalam membran menyebabkan panas untuk menghasilkan medan listrik melintasi membran. Jika perubahan potensial listrik cukup besar, hal itu membangkitkan potensial aksi, yang ditularkan sepanjang akson dari sel reseptor, ke sumsum tulang belakang. Ada rangsang akson sinaptik membuat kontak dengan sel lain, yang sebagian proyek untuk daerah yang sama dari sumsum tulang belakang, yang lain memproyeksikan ke otak. Satu sasaran adalah serangkaian proyek yang interneurons tulang belakang untuk motor neuron mengendalikan otot lengan. Interneurons merangsang para motor neuron, dan jika eksitasi cukup kuat, beberapa motor neuron tindakan menghasilkan potensi, yang melakukan perjalanan ke akson mereka ke titik di mana mereka membuat kontak sinaptik rangsang dengan sel-sel otot. Rangsang sinyal yang menginduksi kontraksi sel otot, yang menyebabkan sudut sendi di lengan untuk mengubah, menarik tanganku.
Pada kenyataannya, skema straightfoward ini tunduk pada berbagai komplikasi. Walaupun untuk refleks sederhana ada jalan pendek dari sensorik saraf neuron ke motor neuron, juga terdapat di dekatnya neuron yang berpartisipasi dalam rangkaian dan memodulasi respon. Selain itu, ada proyeksi dari otak ke sumsum tulang belakang yang mampu meningkatkan atau menghambat refleks.

Disederhanakan skema dasar fungsi sistem saraf: sinyal yang diambil oleh reseptor indra dan dikirim ke sumsum tulang belakang dan otak, di mana terjadi pemrosesan yang menghasilkan sinyal yang dikirim kembali ke sumsum tulang belakang dan kemudian keluar untuk motor neuron
Walaupun refleks yang paling sederhana dapat ditengahi oleh sirkuit berbaring sepenuhnya di dalam sumsum tulang belakang, lebih kompleks tanggapan mengandalkan pemrosesan sinyal di dalam otak. Perhatikan, misalnya, apa yang terjadi ketika sebuah benda di pinggir lapangan visual bergerak, dan seseorang tampak ke arah itu. Respons sensorik awal, di retina mata, dan motor akhir tanggapan, dalam oculomotor inti batang otak, tidak semua yang berbeda dari yang di refleks sederhana, namun tahap-tahap antara benar-benar berbeda. Alih-alih satu atau dua langkah rantai pengolahan, sinyal-sinyal visual melewati tahap mungkin selusin integrasi, yang melibatkan talamus, korteks serebral, ganglia basal, unggul colliculus, serebelum, dan beberapa nukleus batang otak. Daerah-daerah ini melakukan fungsi pemrosesan sinyal-fitur yang mencakup deteksi, analisis persepsi, daya ingat, pengambilan keputusan, dan motor perencanaan.
Fitur deteksi adalah kemampuan untuk mengekstrak informasi yang relevan secara biologis dari kombinasi sinyal sensorik. Dalam sistem visual, misalnya, reseptor sensorik di retina mata hanya mampu mendeteksi secara individual “titik cahaya” di dunia luar . Kedua-visual tingkat neuron menerima input dari kelompok reseptor primer, tingkat lebih tinggi neuron menerima input dari kelompok neuron tingkat kedua, dan seterusnya, membentuk hierarki tahap pengolahan. Pada setiap tahap, informasi penting yang diekstrak dari sinyal ansambel dan informasi tidak penting dibuang. Pada akhir proses, sinyal-sinyal input mewakili “titik cahaya” telah berubah menjadi representasi saraf objek di dunia sekitarnya dan harta mereka. Yang paling canggih pengolahan sensoris terjadi di dalam otak, tapi juga ekstraksi fitur kompleks terjadi di sumsum tulang belakang dan organ-organ sensoris perifer seperti retina.
Pola intrinsik generasi
Meskipun mekanisme stimulus-respon yang paling mudah untuk memahami, sistem saraf juga mampu mengendalikan tubuh dengan cara-cara yang tidak memerlukan rangsangan eksternal, internal melalui irama yang dihasilkan aktivitas. Karena berbagai tegangan-sensitif saluran ion yang dapat tertanam dalam membran neuron, banyak jenis neuron mampu, bahkan di isolasi, menghasilkan tindakan berirama potensi urutan, atau pergantian antara rhymthic tingkat tinggi meledak dan quiessence . Ketika neuron yang secara intrinsik berirama saling terhubung satu sama lain oleh rangsang atau penghambatan sinapsis, jaringan yang dihasilkan mampu berbagai perilaku dinamis, termasuk dinamika Penarik, periodisitas, dan bahkan kekacauan. Sebuah jaringan neuron yang menggunakan struktur internal terstruktur temporal untuk menghasilkan keluaran, tanpa memerlukan terstruktur temporal yang sesuai stimulus, disebut sebagai generator pola sentral.
Pola internal generasi beroperasi pada berbagai skala waktu, dari milidetik ke jam atau lebih. Salah satu tipe yang paling penting pola temporal sirkadian rhythmicity-yaitu, rhythmicity dengan periode sekitar 24 jam. Semua binatang yang telah dipelajari menunjukkan sirkadian fluktuasi dalam aktivitas saraf, yang mengendalikan perilaku pergantian sirkadian seperti siklus tidur-bangun. Penelitian eksperimen yang berasal dari tahun 1990-an telah menunjukkan bahwa ritme sirkadian dihasilkan oleh sebuah “jam genetik” yang terdiri dari satu set tingkat ekspresi gen yang naik dan turun selama sehari. Hewan beragam seperti serangga dan vertebrata berbagi sistem jam genetik serupa. Jam yang sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, tetapi terus beroperasi bahkan ketika tingkat cahaya tetap konstan dan tidak ada waktu eksternal lainnya dari hari-isyarat yang tersedia. Gen Jam dinyatakan dalam banyak bagian dari sistem saraf juga banyak perifer organ, tetapi di semua mamalia “jam jaringan” disimpan di sinkron dengan sinyal-sinyal yang berasal dari master pencatat waktu di bagian kecil dari otak yang disebut suprachiasmatic inti.
Development
Pada vertebrata, landmark dari perkembangan saraf embrio termasuk kelahiran dan diferensiasi neuron dari prekursor sel batang, belum dewasa migrasi neuron dari tempat kelahiran mereka pada embrio untuk posisi terakhir mereka, hasil dari akson dari neuron dan bimbingan kerucut yg dpt mengubah tempat pertumbuhan melalui embrio pasca-sinaptik terhadap mitra, generasi sinapsis antara akson dan pasca-sinaptik mitra, dan akhirnya perubahan dalam sinapsis seumur hidup yang dianggap mendasari pembelajaran dan memori.
Semua bilaterian binatang pada tahap awal pembangunan membentuk gastrula, yang terpolarisasi, dengan salah satu ujung tiang disebut hewan dan yang lainnya kutub vegetal. The gastrula memiliki bentuk disk dengan tiga lapisan sel, lapisan batin yang disebut endoderm, yang menimbulkan lapisan organ internal, lapisan menengah disebut mesoderm, yang menimbulkan tulang-tulang dan otot, dan sebuah Lapisan luar disebut ektoderm, yang menimbulkan kulit dan sistem saraf.

Human embryo, showing neural groove

Four stages in the development of the neural tube in the human embryo
Pada vertebrata, tanda pertama dari sistem saraf adalah penampilan strip tipis sel di sepanjang tengah punggung, yang disebut saraf piring. Bagian bagian dalam pelat saraf (sepanjang garis tengah) adalah ditakdirkan untuk menjadi sistem saraf pusat (SSP), bagian terluar sistem saraf perifer (PNS). Sebagai perkembangan berlanjut, disebut lipatan saraf alur muncul di sepanjang garis tengah. Kandang ini memperdalam, dan kemudian menutup ke arah atas. Pada titik ini SSP masa depan muncul sebagai struktur silinder yang disebut tabung saraf, sedangkan PNS masa depan muncul sebagai dua irisan jaringan yang disebut neural crest, berlari memanjang di atas tabung saraf. Urutan tahap-tahap dari saraf piring ke tabung saraf dan saraf dikenal sebagai lambang neurulation.
Pada awal abad ke-20, seperangkat eksperimen terkenal oleh Hans Spemann dan Hilde Mangold menunjukkan bahwa pembentukan jaringan saraf adalah “disebabkan” oleh mesoderm yang mendasarinya. Selama beberapa dekade, meskipun, sifat dari proses induksi mengalahkan setiap usaha untuk mengetahuinya, sampai akhirnya hal itu diselesaikan dengan pendekatan genetik pada 1990-an. Induksi jaringan saraf membutuhkan penghambatan gen yang disebut tulang morphogenetic protein, atau BMP. Khususnya BMP4 protein muncul untuk terlibat. Dua protein yang disebut piala kecil dan Chordin, baik yang dikeluarkan oleh mesoderm, mampu menghambat BMP4 dan dengan demikian mendorong ektoderm untuk berubah menjadi jaringan saraf. Tampak bahwa mekanisme molekuler yang sama yang terlibat untuk banyak jenis binatang yang berbeda, termasuk arthropoda maupun vertebrata. Pada beberapa binatang, Namun, jenis lain dari molekul yang disebut fibroblast FGF Growth Factor atau mungkin juga memainkan peran penting dalam induksi.
Induksi jaringan saraf menyebabkan prekursor pembentukan sel-sel saraf, yang disebut neuroblasts. Pada Drosophila, neuroblasts membagi asymmetically, sehingga satu produk adalah “ganglion sel induk” (GMC), dan yang lain adalah neuroblast. Sebuah GMC membagi sekali, untuk menimbulkan baik sepasang neuron atau sepasang sel-sel glial. Dalam semua, sebuah neuroblast mampu menghasilkan jumlah yang tak terbatas neuron atau glia.
Seperti ditunjukkan dalam studi tahun 2008, salah satu faktor bilateral umum bagi semua organisme (termasuk manusia) adalah isyarat disekresikan keluarga molekul yang disebut neurotrophins yang mengatur pertumbuhan dan kelangsungan hidup neuron. Zhu et al. diidentifikasi DNT1, neurotrophin pertama ditemukan di lalat. Saham DNT1 kesamaan struktural dengan semua neurotrophins diketahui dan merupakan faktor kunci dalam nasib neuron pada Drosophila. Karena neurotrophins kini telah diidentifikasi dalam kedua vertebrata dan invertebrata, bukti ini menunjukkan bahwa neurotrophins hadir di Common leluhur organisme bilateral dan mungkin merupakan mekanisme umum untuk pembentukan sistem saraf.
Phatology
Sistem saraf rentan terhadap kerusakan dalam berbagai cara, sebagai hasil dari cacat genetik, kerusakan fisik akibat trauma atau racun, infeksi, atau penuaan. Khusus medis dari studi Neurology penyebab kerusakan sistem saraf, dan mencari intervensi yang dapat meringankannya.
Sistem saraf pusat dilindungi oleh besar hambatan fisik dan kimia. Secara fisik, otak dan sumsum tulang belakang dikelilingi oleh selaput meningeal tangguh, dan yang ditutupi dalam tulang tengkorak dan tulang belakang vertebra, yang bergabung menjadi perisai fisik yang kuat. Kimia, otak dan sumsum tulang belakang dipisahkan oleh apa yang disebut sawar darah-otak, yang mencegah sebagian besar jenis bahan kimia dari bergerak dari aliran darah ke bagian dalam SSP. Perlindungan ini membuat SSP kurang rentan dalam banyak cara dibandingkan PNS; sisi lain, bagaimanapun, adalah bahwa kerusakan pada SSP cenderung memiliki konsekuensi yang lebih serius.
Meskipun saraf perifer cenderung untuk berbohong dalam di bawah kulit, kecuali di beberapa tempat seperti sendi siku, mereka masih relatif terkena kerusakan fisik, yang dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan sensasi, atau hilangnya kontrol otot. Kerusakan saraf juga dapat disebabkan oleh pembengkakan atau memar di tempat-tempat di mana saraf melewati saluran kurus yang ketat, seperti yang terjadi dalam carpal tunnel syndrome. Jika saraf perifer benar-benar transected, hal itu akan sering beregenerasi, tapi untuk saraf lama proses ini mungkin memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan. Selain kerusakan fisik, neuropati perifer dapat disebabkan oleh banyak masalah medis lainnya, termasuk kondisi genetis, kondisi metabolik seperti diabetes, kondisi peradangan seperti sindrom Guillain-Barré, kekurangan vitamin, penyakit menular seperti kusta atau herpes zoster, atau keracunan oleh racun seperti logam berat. Banyak kasus tidak punya alasan yang dapat diidentifikasi, dan disebut sebagai idiopatik. Hal ini juga mungkin bagi saraf perifer kehilangan fungsi sementara, mengakibatkan mati rasa sebagai kekakuan-penyebab umum meliputi tekanan mekanis, penurunan suhu, atau kimia interaksi dengan obat bius lokal seperti lidokain.
Kerusakan fisik pada tulang belakang dapat menyebabkan hilangnya sensasi atau gerakan. Jika suatu cedera pada tulang belakang menghasilkan sesuatu yang lebih buruk daripada bengkak, gejala bisa bersifat sementara, tetapi jika serabut saraf di tulang belakang benar-benar hancur, kehilangan fungsi biasanya permanen. Percobaan penelitian telah menunjukkan bahwa serat saraf tulang belakang upaya untuk menumbuhkan kembali dengan cara yang sama seperti serabut saraf periferal, tapi di sumsum tulang belakang, kerusakan jaringan biasanya menghasilkan jaringan parut yang tidak dapat ditembus oleh regrowing saraf.

SISTEM INDERA
Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu :
1. Indra penglihat (mata)
2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.
MATA

Gambar:Indera Penglihat
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
• Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
• Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
• Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.


BAGIAN-BAGIAN MATA
1. Alis
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.
2. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat di tepi kelopak mata. Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing.
3.Humor berair (Cairan berair)
Humor berair atau cairan berair berfungsi menghasilkan cairan pada mata
4. Humor/badan beningHumor
Badan Bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa Zat transparan seperti jeli(agar-agar). Fungsi humor(badan bening) adalah untuk meneruskan cahaya dari lensa mata ke retina(selaput jala).
5. Kelenjar Air Mata
Kelenjar air mata terletak dibagian dalam kelopak mata. Kelenjar air mata berfungsi untuk menghasilkan cairan yang disebut air mata. Air Mata berguna untuk mencaga bola mata agar tetap basah. Selain itu air mata berguna untuk membersihkan mata dari benda asing yang masuk kemata sehingga mata tetap bersih. Contoh benda asing adalah debu, asap, uap, bawang merah, dan zat-zat yang berbahaya bagi mata. Oleh karena itu, jika mata terkena benda-benda asing tersebut, maka akan basah oleh air mata.
6. Kelenjar Lakrima (Air mata)
Kelenjar air mata (lakrima) berfungsi Menghasilkan air mata untuk membasahi mata yang beguna menjaga kelembapan mata, membersihakan mata dari debu dan membunuh bibit penyakit yang masuk kedalam mata.
7.Kelopak Mata
Kelopak mata terdiri atas kelopak atas dan kelopak bawah. Bagian ini untuk membuka dan meutup mata. Kelopak mata berfungsi untuk melindungi bola mata bagian depan dari benda-benda asing dari luar. Benda-benda tersebut misalnya debu, asap, dan goresan. Kelopak mata juga berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan cairan. Selain itu juga untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kemata.
8. KonjungtivaKonjungtiva
Adalah membran tipis pelindung (lapisan jaringan) pada mata. Konjungtiva berfungsi sebagai membran pelindung pada mata.
9. Lapisan Koroid (lapisan tengah)
Lapisan koroid atau lapisan tengah terletak diantara sklera dan retina, berwarna cokelat kehitaman sampai hitam. Lapisan tengah(lapisan koroid) berfungsi memberi nutrisi pada retina luar. sedang warna gelap koroid berfungsi untuk mencegah pemantulan sinar. Lapisan yang amat gelap juga berfungsi mencegah berkas cahaya dipantulkan di sekeliling mata.
10. LensaLensa
terletak ditengah bola mata, dibelakang anak mata(pupil) dan selaput pelangi(iris). Fungsi utama lensa adalah memfokuskan dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata agar jatuh tepat pada retina(selaput jala). Dengan demikian mata dapat melihat dengan jelas. Lensa mata mempunyai kemampuan untuk menfokuskan jetuhnya cahaya. Kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungannya disebut daya akomodasi. Bila kit mengamati benda yang letaknya dekat, maka mata berakomodasi dengan kuat. Akibatnya, lensa mata menjadi lebih cembung, dan bayangan dapat jatuh tepat diretina. Dan apabila kita mengamati benda yang letaknya jauh, maka mata tidak berakomodasi. Akibatnya, lensa mata berbentuk pipih. Sebagai contoh pada orang tuan yang berusia 50 tahun, daya akomodasi lensa mata mulai menurun. Akibatnya, orang tua menjadi sulit untuk melihat dengan jelas.Lensa mempunyai karakteristik Lunak dan transparan, mengatur fokus citra. Lensa mata berupa lensa cembung yang kenyal. Fungsi lensa yang lain juga untuk membentuk bayangan pada retina yang bersifat nyata, terbalik dan diperkecil.
11. Otot-otot bersilia
Otot-otot bersilia berfungsi Mengatur bentuk lensa.
12. Pupil (anak mata)
Pupil berupa celah yang berbentuk lingkaran terdapat ditengah-tengah iris . Pupil berfungsi sebagai tempat untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yangmasuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.
13. Saraf Optik (saraf mata)
Saraf Mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat yang berada di otak. dengan demikian kita dapat melihat suatu benda. Saraf Optik atau saraf mata juga berfungsi Mengirim informasi visual ke otak atau meneruskan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak.
14. Selaput Bening (Kornea)
Selaput Bening(Kornea) sangat penting bagi ketajaman penglihatan kita. Fungsi utama selaput bening (kornea) adalah meneruskan cahaya yang masuk kemata. Cahaya tesebut diteruskan kebagian mata yang lebih dalam dan berakhir pada selaput jala atau retina. Karena fungsinya itu, maka selaput bening (kornea) mempunyai beberapa sifat, yaitu tidak berwarna(bening) dan tidak mempunyai pembuluh darah. Kornea merupakan bagian mata yang dapat disumbangkan untuk penyembuhan orang dari kebutaan. Selaput being(kornea) brupa Piringan Transparan di depan bola mata dan tidak berpembuluh darah. Selaput Bening(kornea) juga berfungsi sebagai pelindung mata bagian dalam.
15. Sklera/selaput putih
Sklera atau selaput putih terletak di lapisan luat. SkleraLapisan luar yang keras / keras. Lapisan ini berwarna putih, kecuali dibagian depan yaitu tidak berwarna atau bening. Lapisan Sklera berwarna putih terdiri atas serabut kolagen yang tidak teratur dan tidak berpembuluh darah, kecuali bagian episklera. Lapisan sklera berfungsi melindungi bola mata. Sklera bagian mata depan tampak bergelembung dan transparan disebut kornea.

16. Suspensor Ligamen
Suspensor Ligamen berfungsi menjaga lensa agar selalu pada tempatnya.
17. Uraf Saraf MataUraf Saraf
Mata berfungsi menghubungkan mata dengan otak

Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).
Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa.
Kelainan pada Mata
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:
1. Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun
2. Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik
3. Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.




INDERA PENDENGAR

Gambar:telinga
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
» Bagian-Bagian Telinga Manusia, Bagian-Bagian Telinga Manusia Wallpaper.

Image Caption:
Photo Description:





Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
• Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
• Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
• Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
Cara kerja indra pendengaran
Ketika gelombang bunyi nyasar di telinga luar, gelombang bunyi kemudian merambat sepanjang saluran telinga hingga mencapai gendang telinga (timpani). Ingat ya, gelombang bunyi merupakan getaran yang merambat baik melalui medium padat, cair maupun gas. Dalam hal ini medium yang dilalui oleh gelombang bunyi akan merapat dan merenggang sepanjang arah perambatan gelombang bunyi. Bayangkan saja seperti pegas yang merapat dan meregang jika didorong maju mundur… Untuk persoalan di atas, ketika gelombang bunyi merambat sepanjang saluran telinga, udara yang berada dalam saluran telinga sebenarnya merapat dan meregang atau bergerak maju mundur. Udara yang bergerak maju mundur tersebut akan menggerakkan udara yang berada di depannya. Demikian seterusnya… udara sendiri tidak merambat, udara cuma bergerak maju mundur saja… karena udara yang bergerak maju mundur tersebut menggerakan temannya, temannya kemudian menggerakan lagi temannya yang ada di depannya maka akan timbul getaran yang merambat sepanjang udara tersebut… Nah, udara yang ada di dekat gendang telinga selanjutnya menggetarkan gendang telinga… tentu saja gendang telinga bergetar. Getaran gendang telinga ini selanjutnya diteruskan ke telinga bagian dalam (lewat jendela oval) melalui tulang martil, landasan dan sanggurdi… namanya aneh-aneh
Getaran yang merambat lewat jendela oval selanjutnya melewati saluran vestibular hingga mencapai saluran timpani. Antara saluran timpani dan saluran vestibular terdapat sebuah saluran yang diberi julukan pembuluh rumah siput. Pembuluh rumah siput dan saluran timpani dipisahkan oleh sebuah membran yang diberi julukan membran basilar. Duh, namanya makin aneh saja nah, pada membran basilar ini terdapat “organ corti” yang berisi puluhan ribu ujung syaraf. Jadi organ corti ini menempel di membran basilar… nah, gelombang bunyi yang melewati saluran timpani tadi akan menimbulkan riak pada membran basilar dan organ corti yang berisi puluhan ribu ujung syaraf… jadi pada membran basilar dan organ corti inilah energi yang dibawa oleh gelombang bunyi diubah menjadi impuls listrik yang selanjutnya dikirim ke otak melalui syaraf pendengaran… duh, ribet ya ? proses bagaimana sehingga otak bisa menerjemahkannya menjadi bunyi dkk gurumuda belum atau tidak tahu begitu ribetnya proses mendengarkan

Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

INDERA PERABA
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
Susunan Kulit

Gbr. Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
INDERA PENGECAP

Gbr. Lidah
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

Gbr. Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya

INDERA PEMBAU
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

Kelainan Dan Penyakit Pada Alat Indra
Kelainan dan penyakit pada alat indra dapat mengganggu manusia ketika berinteraksi terhadap lingkungannya. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan, sebagian kelainan dan gangguan tersebut dapat diatasi. Beberapa kelainan dan penyakit yang menyerang alat-alat indra antara lain sebagai berikut.
1. Astigmatis
Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada mafa yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan vertikal secara bersama-sama. Mata tidak mampu memfokuskan pandangan karena kornea mata tidak berbentuk bola. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata silindris.
2. Miopia
Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
3. Hipermetropi
Hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cembung (positifl.
4. Presbiopia
Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat dan jauh. Hal itu terjadi ka.rena daya akomodasi mata mulai berkurans. Kelainan ini dialami oleh orang tua sehingga disebut juga mata tua. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa rangkap, yaitu bagian atas berlensa cekung (negatif) dan bagian bawah berlensa cembung (positif). Kelainan miopia, hipermetropia, dan presbiopia serta cara menolongnya telah kamu pelajari di kelas VIII.
5. Rabun Senja
Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat melihat dengan baik pada senja dan malam hari ketika cahaya mulai rentang-remang. Gangguan penglihatan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Cara mencegah dan mengatasi gangguan ini ialah dengan mengonsumsi rnakanan yang banyak mensandung vitamin A. Misalnya wortel. pepaya, dan tomat.
6. Keratomalasi
Keratomalasi ditandai dengan kornea mata yang keruh. Penyebabnya adalah kekurangan vitamin A yang sangat parah. Jadi, penyakit ini merupakan tingkat lanjut rabun senja. Kekurangan vitamin A menimbulkan penebalan selaput lendir mata. Akibatnya, permukaan mata yang biasanya basah menjadi kering dan kasar (xeroftalmia/xerosis). Ji ka tidak segera cliatasi. akan menimbulkan kebutaan.
7. Katarak
Katarak (bular mata) merupakan kelainan pada lensa mata. Lensa mata menjadi kabur dan keruh sehingga cahaya yang masuk tidak dapat mencapai retina. Biasanya, katarak diderjta oleh orang yang berusia lanjut. Katarak dapat diatasi dengan tindakan operasi.
8. Juling
Kelainan mata ini disebabkan adanya ketidak serasian kerja otot penggerak bola mata kanan dan kiri. Kelainan ini dapat diatasi dengan tindakan operasi pada otot mata.
9. Glaukoma
Kelainan ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata. Tekanan terjadi karena adanya sumbatan pada saluran di dalam bola mata dan pembentukan cairan di bola mata yang berlebihan. Kelainan yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan ini dapat diatasi dengan obat-obatan yang harus diminum seumur hidup atau dengan tindakan pembedahan.
10. Buta Warna
Penderita buta warna tidak dapat membedakan warna tertentu. misalnya merah, hijau. dan biru. Buta warna merupakan penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan. Buta warna lebih banyak diderita laki-laki dari pada perempuan.
11. Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar terjadi karena bakteri. jamur. atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya masuk bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau virus. misalnya virus influenze. yang masuk dari rongga mulut melirlui saluran Eustachius.
12. Otosklerosis
Penyakit ini merupakan tuli konduksr yang menahun karena tulang sanggurdi kaku dan tidak dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini harus ditangani oleh dokter THT.
13. Anosmia
Anosmia adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu penyebabnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selalu Disiplin Dalam Menulis Komentar

Powered By Blogger

Search This Blog