Jumat, 03 Juni 2011

Giveway Pertama Indi


Waktu pertama kali baca postingan dari kak Indi, swear! Aku benar-benar terkagum-kagum ama pendapatnya "Sama Bukan Berarti Meniru". Pendapatnya itu benar-benar mampu menggugahku, surprise banget deh pokoknya bagiku. Bukannya kenapa-napa, soalnya baru aja aku juga mengalami kejadian seperti itu. Novel yang sedang kubuat saat ini, ternyata mempunyai tema dan inti cerita cinta yang sama dengan novel terjemahan karya Melisa de Cruz yang berjudul Blue Blood series dan baru aja diterbitin ama GagasMedia. Sebelumnya aku nggak tau sih, novel yang sering aku liat di TB.Gramedia itu ternyata memiliki tema dan inti cerita yang sama dengan novel yang sedang kubuat dengan judul "Your Heart, My Heart". Sampai suatu ketika, Putri, temanku yang sering kuajak sharing tentang novel dan setia membaca novel yang kubuat bab demi bab cerita kalau inti cerita dari Blue Blood sama dengan novel yang kubuat. Putri juga menduga kalau aku terinspirasi dari novel itu, padahalkan aku sama sekali belum baca novel itu. Dan awalnya aku nggak percaya sama Putri, sampai-sampai aku buktiin dan baca sendiri novel itu. Oh sial, dan benar saja, aku seperti melihat cerminan pikiran cerita yang kubuat dalam versi lain saat membaca novel ini. Yeah, walaupun alurnya nggak sama terus genrenya juga beda karena Blue Blood bercerita tentang dunia Vampir sedangkan novelku bercerita tentang dunia remaja SMA, tapi tetap saja maknanya itu sama seperti novel yang kubuat tentang perbedaan antara cinta sejati dan jodoh. Semua orang yang habis baca Blue Blood kemudian langsung baca novel yang sedang kubuat, aku yakin pasti mereka bakal berfikir kalo aku nyontek inti ceritanya. Waktu itu aku langsung merasa kayak gimana gitu, drop abis. Pengen marah tapi sama siapa? Kecewa pastinya, rasanya udah nggak ada gunanya lagi deh aku ngelanjutin cerita ini mending buat cerita baru lagi. Dan... Simsalabim, tanpa sengaja aku langsung nemuin blog kak Indi. Nggak tau dapet ilham darimana yang penting postingnya itu bener-bener menyentuh aku banget. Great deh pokoknya. Gara-gara pendapatnya itu sekarang aku malah semangat lagi buat nglanjutin novelku. Makasi ya kak ^,^. Dan aku jadi yakin bahwa kebetulan itu emang bener-bener ada tanpa tedeng alih-alih. Real! Aku jadi langsung teringat kata-katanya mas Tasaro GK waktu launching novel NIBIRU di kotaku, Malang. "Nggak akan pernah ada karya yang sempurna. Semua karya itu pasti terinspirasi karena semua orang itu butuh inspirasi untuk berkarya. Jika ada orang berkarya yang menganggap bahwa itu idenya. Bohong" (quote favorit yg slalu tersimpan rapat dimemoriku), Yup, mungkin saja aku dan Melisa mempunyai selera cerita yang sama sehingga mungkin juga buku-buku yang kami baca sifatnya sama sehingga kami berdua terinspirasi untuk membuat cerita tentang perbedaan antara cinta sejati dan jodoh. Mungkinkan? Dan disini aku benar-benar yakin sama pendapat kak Indi, pasti jawabannya adalah kebetulan. Aku juga yakin, nggak akan pernah ada yang namanya kembar sejati. Orang yang kembar identik saja kadang-kadang sifatnya bisa berbeda 180 derajat dan pastinya karyaku dan Melisa pasti punya keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri. Sekali lagi terimakasih ya kak atas pendapatnya yang membuatku tergugah.    
                   


           Oh ya aku sampai lupa, aku kan juga pengen banget ikut kuisnya kak Indi, pengen banget malahan dapet novelnya kak Indi yang "Waktu Aku Sama Mika", karena swear! Meskipun aku sering ke TB.Gramedia dan berjam-jam ada disana selama setahun ini, itu juga kadang satu bulan bisa sampai delapan kali saking kerasannya berasa di anggap rumah sendiri *lol =D. Jujur banget nih, aku nggak pernah denger atau lihat sama sekali novel yang judulny Waktu Aku Sama Mika kalo nggak baca blog ini. Padahalkan aku penggemar cerita true story, apalagi ini novel best seller lagi, aku sampai heran sendiri kalau nggak tau. Dan setelah baca blog ini, langsung aja aku searching di mbah Google tentang novel Waktu Aku Sama Mika, aku liatin resensi dan komen yang intinya kalau novel ini bagus dan bikin terharu. Wah bener-bener penasaran banget nih pengen baca novelnya dan langsung aja aku pergi ke TB.Gramedia sambil berharap agar novelnya masih ada, tapi pas udah sampai sana ternyata novelnya udah abis dan waktu aku tanya sama orang yang duduk di meja layanan pelanggan, katanya cetakan ke-5nya masih belum dateng, jadinya aku beli novel lain deh.  Dan setelah kemaren ngecek lagi, ternyata novelnya masih belum datang juga. Dicari di Perpustakaan Umum ama rental penyewaan novel juga nggak ada. Kya... Padahal udah penasaran banget ama novelnya (-_-) sehingga tekadku udah bulat banget nih buat ikut kuis ini supaya dapet novelnya. Tapi sebenarnya aku bingung mau nulis apa, aku, kan belum kenal ama kak Indi dan nggak tau tentang novelnya. Padahal swear! Aku beneran penasaran banget pengen baca novelnya. Dan sedikit yang bisa ku tulis tentang kak Indi adalah sepertinya kak Indi adalah orang yang tidak mengenal kata putus asa dan percaya diri dilihat dari postingannya, orangnya pinter nulis *lol (jelas banget novelnya best seller), ramah dan bersahabat  karena langsung akrab dengan orang yang baru dikenal seperti Elke dan Cha-cha, dan pasti masih banyak lagi sifat kak Indi yang belum kuketahui. Tapi yang pasti dan yang paling penting, kak Indi benar-benar menginspirasiku tentang kenyataan sebuah kebetulan, dan mungkin bukan hanya aku saja yang terinspirasi, orang-orang yang membaca postingannya pasti juga banyak yang merasa terinspirasi juga.
        Dan, walaupun aku berharap banget untuk menang kuis ini, pastinya aku bakalan ikhlas menerima hasilnya. Jika menang, mungkin nasibku kebetulan sama dengan orang orang yang menang juga, begitupun sebaliknya, jika aku kalah, mungkin kebetulan juga nasibku sama seperti yang kalah. Tapi yang pasti aku, kan nggak pernah meniru untuk menang ataupun kalah. Dan untuk kesekian kalinya, terimakasih ya kak atas inspirasinya, rasanya ucapan terimakasih ini nggak ada habisnya jika diucapkan >,<   

Yang mau ikut givewaynya kak Indi klik ini ya : Giveway.




   
::: Salam Senyum dan Semangat :::

Kamis, 05 Mei 2011

Coment Yang Membuat Aku Mendapatkan Novel Pengurus Mos Harus Mati

TERBIT 5 MEI 2011!
Penulis: Lexie Xu
Editor: Novera Kresnawati
           Cover: Maryna Roesdy

Hai, namaku Hanny Pelangi dan hidupku saat ini bagaikan sederetan mimpi buruk saja. Awalnya semua terlihat luar biasa. Aku sedang menikmati liburan yang menyenangkan bersama sahabatku, Jenny, di Singapura saat aku diminta pulang oleh pacar baruku, Benji, sang ketua OSIS, lantaran aku terpilih menjadi salah satu pengurus MOS. Wow, terpilih menjadi anggota tim elit dan mendapat kesempatan menyiksa murid-murid baru? Siapa yang tidak mau? Namun semuanya ternyata tidak seindah yang kubayangkan. Belum apa-apa rapat kami sudah diteror oleh seorang cowok bengal yang tidak naik kelas, sangat membenciku, dan hobi membuatku malu. Pokoknya, cowok yang minta diinjak mukanya deh. Urusan ini bertambah parah saat Benji mengajak kami untuk mengarang kisah horor bohongan seputar sekolah kami. Maksudnya sih untuk menakut-nakuti anak-anak baru. Tak disangka, kisah-kisah horor bohongan itu malah menjelma menjadi kenyataan. Satu demi satu pengurus MOS mengalami kecelakaan mengerikan yang tidak bisa dijelaskan. Puncak-puncaknya, nyawaku nyaris ikut melayang. Apakah yang menyebabkan kecelakaan-kecelakaan ini? Kutukan kisah horor yang berbalik menimpa kami? Anak baru yang mendendam pada kami? Kalau memang begitu, lalu apa kaitan semua ini dengan Jenny?

ComentKu :
Wah...Nulis jawaban tentang tokoh yang paling aku suka dan aku sebel dari novel OBSESI rasanya susah banget...Soalnya aku suka semua tokoh yang ada di dalam novel ini, yang di gambarkan oleh kak Lexi kalau seolah-olah tokoh-tokoh tersebut b...ener-bener hidup dan membuat aku merasa bener-bener mengenal tokoh-tokoh tersebut. Tapi, tentunya aku harus bisa memilih mana tokoh yang paling aku sukai dan sebeli karena pada dasarnya hidup itu adalah sebuah pilihan,dimana setiap persoalannya harus kita selesaikan dengan cara memilih, dan tentunya kita harus memilih yang paling baik di antara pilihan itu(wah lebay banget nih aku,tapi masih mending di banding si Jenny Bajaj). Ya udah, daripada aku cuap-cuap nggak jelas, lebih baik aku mulai jawab sekarang.
A. Tokoh yang paling disukai= Ehem... Kalau tokoh yang paling aku sukai tentu aja Jenny Angkasa. Kalau ditanya kenapa? alasannya simple aja, karena sifat yang dimiliki Jenny itu unik banget bagi seorang remaja cewek, dia itu tipekal cewek idaman cowok deh(termasuk aku, hehehe). Dan yang paling membuat aku suka dengan seorang Jenny adalah karena hatinya yang baik,yang tidak egois dan lebih mengedepankan teman daripada dirinya sendiri. Ia rela mengorbankan perasaannya demi Hanny, seorang teman yang memusuhinya. Bukan hanya itu saja, dari Jenny aku juga belajar bahwa kejahatan tidak semestinya dibalas dengan kejahatan, melainkan seharusnya kejahatan harus di balas dengan kebaikan karena kebaikan itu kuat dan kebaikan yang didasari oleh rasa rela berkorban akan dapat mengalahkan kejahatan seutuhnya.
B. Tokoh yang paling di sebeli = Aku paling sebel sama Johan, dia itu obsesif banget. Aku tau semua orang pasti punya obsesi, tapi cara Johan untuk mendapatkan obsesinya itu sudah diluar kewajaran. Dia bertindak seolah-olah di dunia ini hanya dia yang memiliki obsesi dan dia juga menghalalkan segala cara serta tidak segan-segan menyakiti orang lain untuk meraih obsesinya(hiii...serem ngebayangin kalau kenal orang seperti Johan,sadis abis). Dan dengan sifatnya itu, aku jadi menganggap bahwa Johan itu cerdik tapi bodoh. Cerdik atas rencananya yang sudah di atur sedemikian rupa tapi bodoh karena dia tidak tahu bahwa segala sesuatu yang di awali dengan keburukan, pastinya juga akan berdampak buruk pada akhirnya.
            Yeah, itulah cerita. Dimana ada tokoh yang baik pasti juga akan ada tokoh yang jahat, ada tokoh yang disukai juga yang di sebali, tapi pada dasarnya dalam sebuah cerita semua tokoh itu saling mengikat dan antara tokoh satu dengan yang lain itu berperan untuk saling melengkapi(oh dear, aku ngomongnya kok ngelantur kemana-mana ya, ya udah daripada makin nggak jelas aku udahin aja deh). Maaf ya kak kalau nulisnya kebanyakan dan banyak yang nggak pentingnya, terlalu semangat nih aku...

:::salam senyum dan semangat:::



Wah senengya akhirya aku bisa menang kuis!!!!

Senin, 25 April 2011

Lovely Friends

Teringat penuh di benakku Disaat kenangan itu terungkap kalbu membenarkan diriku... Bersamamu, aku tertawa, tak terusik oleh beban Kesedian berlalu, damai mengembun dihatiku Bersamamu, aku berbagi, entah duka entah suka Membenarkan ketidak pastian saat kata-kata terungkap saat hari-hari terlaksana Tanpa haluan yang memburu Sekarang, rasa bebas itu lenyap, digantikan rasa canggung, saat memandang manik mata nan bening, saat kudengar untaianmu, saat menyentuh lembut tangan suaramu Dimana kata hati hanya bisa menggebu Rasa ini, datang tiba-tiba, tanpa aku ingin menyimpannya dalam mahkota jiwaku Menolak semakin sakit menerima semakin perih dilema menyayat hati Dan, saat rasa itu jatuh dalam jurang, kecuraman cintaku dia hadir, mengisi cinta yang ku impikan, menjadi separuh jiwa darimu Aku sakit Aku hancur Ku terluka Rasa ini mati Aku menjadi rumah tanpa penghuni, kosong Aku menjadi suara tanpa udara, hampa Aku menjadi nyawa tanpa raga, semu Aku menjadi manusia tanpa rasa, kejam Ingin membunuhnya, mengenyah, kan darimu Mengusirnya, dalam kabut-kabut yang menghalingi dirimu, melihatku Tapi dengan itu, akan membunuhku dalam hatimu membawaku dalam kekelaman, sulit melihatmu Benar, aku ingin memilikimu merengkuhmu Tapi bagaimana? Aku hanya bisa berusaha Aku hanya bisa menunggu takdir Aku hanya bisa menunggu waktu, menanti dengan gundah Tanpa harus memaksamu Apabila takdir tidak berjalan, kau bersamanya rela aku aku akan itu Apabila waktu berjalan, tanpa mengubah semua, kau bersamanya rela aku akan itu Mungkin kaubukan pembawa tulang rusukku, karena hati percaya jodoh akan datang sendirinya, tanpa paksaan,hanya perantara Karena, hati ini yakin Tuhan yang menentukan

Rabu, 05 Januari 2011

Sarang Burung Walet

Sup Sarang Burung Walet: Segar Berenergi Jika dengar kata ludah mungkin ada sebagian orang yang merasa jijik. Beberapa negara seperti Singapura, Hong Kong dan RRC meludah dilarang keras oleh hukum. Tapi toh di negara dengan penerapan hukum sekeras Singapura sekalipun, tetap ada satu mahluk yang tak dilarang meludah, bahkan justru dianjurkan karena bisa meningkatkan devisa negara. Mahluk yang ludahnya begitu berharga itu tak lain dan tak bukan adalah burung walet. Dengan air liurnya yang kental burung walet membuat sarangnya. Air liur yang kental itu akan mengering saat terkena udara. Dewasa ini di dunia dikenal 2 jenis sarang burung walet yakni sarang burung walet yang dipanen di gua-gua di pegunungan, serta sarang burung walet yang dipanen di atap rumah-rumah tua yang lebih popular sebagai sarang burung walet rumahan. Burung walet yang membuat sarangnya di atap rumah tua biasanya telah dibudidayakan oleh keluarga atau perusahaan yang menjalankan bisnis seperti ini sejak lama. Karena sifatnya yang alami dan langka (Banyak pemanen sarang burung walet yang menemui ajalnya setiap tahun saat memanen di gua) harga jual sarang burung walet gua jauh lebih mahal dibandingkan sarang walet rumahan. Di pasaran juga dikenal istilah sarang burung walet bersih dan kotor. Yang bersih adalah sarang burung walet yang sudah dicuci dan dibersihkan serta siap untuk dimasak. Sarang burung walet umumnya mudah didapatkan di pasar atau toko obat di pecinan. Biasanya dijual dalam kemasan atau kiloan. Di restoran sarang burung walet biasanya disajikan dalam bentuk sup atau manisan sebagai makanan penutup. Yan Wo begitu namanya dilafalkan dalam bahasa Mandarin, sudah selama berabad-abad dijadikan makanan kaum kelas atas. Kandungan gizinya yang tinggi membuatnya dipercaya memiliki khasiat sebagai aphrodisiac yang di masa tertentu hanya bisa dinikmati oleh kaum bangsawan di Tiongkok Kuno. Banyak sinshe dan ahli pengobatan China tradisional yang mencampurkan sarang burung walet ke dalam tonik penguat. Belakangan sup sarang burung walet dikemas dan diproduksi secara modern sebagai salah satu tonik penambah energi. Sayang harganya sangatlah mahal sehingga walau jaman telah modern dan kaum bangsawan tak lagi memonopoli segala segi di muka bumi ini, sarang burung walet masih tak terjangkau oleh semua orang. Jika ingin mencoba sendiri khasiatnya dirumah, buatlah sup sarang burung walet dengan bahan dasar sarang burung walet yang telah dibersihkan lalu dimasak dalam kaldu ayam. Cukup tambahkan bumbu seperti lada hitam, bawang putih, dan jahe. Jika ingin khasiatnya lebih bertambah, bisa tambahkan ginseng atau akar teratai yang juga berkhasiat sebagai pembangkit gairah. TTG BUDIDAYA PETERNAKAN BUDIDAYA BURUNG WALET ( Collacalia fuciphaga ) 1. SEJARAH SINGKAT Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak. 2. SENTRA PERIKANAN Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah 3. JENIS Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut: Superorder : Apomorphae Order : Apodiformes Family : Apodidae Sub Family : Apodenae Tribes : Collacaliini Genera : Collacalia Species : Collacaliafuciphaga 4. MANFAAT Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga. 5. PERSYARATAN LOKASI Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah: 1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl. 2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat. 3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging. 4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat. 6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1. Suhu, Kelembaban dan Penerangan Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %. Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan: 1. Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm 2. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung. 3. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm. 4. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai. 5. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet. 2. Bentuk dan Konstruksi Gedung Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10x15 m 2 sampai 10x20 m 2 . Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20x20 atau 20x35 cm 2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam. 2. Pembibitan Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet. 1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan. 2. Perawatan Bibit dan Calon Induk Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti. 1. Memilih Telur Walet Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :  Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.  Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.  Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari. Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014x1,353 cm dengan berat 1,97 gram. Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang baik mempunyai kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas dilakukan dengan peneropongan. 2. Membawa Telur Walet Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa telur yang masih muda atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup. Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan telur mati. Telur muda memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah. 3. Penetasan Telur Walet 1. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti. Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan telur walet. Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tisue untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti tidak mau mengeraminya. Penggantian telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari makan. Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta mencari makan. 2. Menetaskan telur walet pada mesin penetas Suhu mesin penetas sekitar 40 ° C dengan kelembaban 70%. Untuk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap. Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15 hari telur akan menetas. 3. Pemeliharaan 1. Perawatan Ternak Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa. 2. Sumber Pakan Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah: 1. menanam tanaman dengan tumpang sari. 2. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk. 3. membuat kolam dipekarangan rumah walet. 4. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah. 3. Pemeliharaan Kandang Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung. 7. HAMA DAN PENYAKIT 1. Tikus Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus. 2. Semut Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas. 3. Kecoa Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian. 4. Cicak dan Tokek Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup. 8. PANEN Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu: 1. Panen rampasan Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur. 2. Panen Buang Telur Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya. 3. Panen Penetasan Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat. Adapun waktu panen adalah: 1. Panen 4 kali setahun Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur. 2. Panen 3 kali setahun Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur. 3. Panen 2 kali setahun Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet. 9. PASCAPANEN Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor. 10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 1. Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya burung walet di daerah Jawa Barat tahun 1999: 1. Modal tetap 1. Gedung Rp. 13.000.000,- 2. Renovasi gedung Rp. 10.000.000,- 3. Perlengkapan Rp. 500.000,- Jumlah modal tetap Rp. 23.500.000,- Biaya penyusutan/bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bln ( 5 th) Rp. 391.667,- 2. Modal Kerja 1. Biaya Pengadaan  Telur Walet 500 butir @ Rp. 5.000,- Rp. 500.000,-  Transportasi Rp. 100.000,-  Makan Rp. 50.000,- 2. Biaya Kerja  Pelihara kandang/bln@ Rp. 5000,- x 3 bln Rp. 15.000,-  Panen Rp. 20.000,- Jumlah biaya 1x produksi:Rp. 650.000,-+Rp. 35.000,- Rp. 685.000,- 3. Jumlah modal yang dibutuhkan pada awal Produksi 1. Modal tetap Rp. 13.500.000,- 2. Modal kerja 1x Produksi Rp. 685.000,- Jumlah modal Rp. 14.185.000,- 4. Kapasitas produksi untuk 5 tahun 1 kali produksi : 1. sarang burung walet menghasilkan 1 kg 2. sarang burung sriti menghasilkan 15 kg 3. untuk 1 tahun, 4 kali produksi, menghasilkan :  sarang burung walet 4 kg  sarang burung sriti 60 kg 4. untuk 5 tahun, 20 kali produksi, menghasilkan :  sarang burung walet 20 kg  sarang burung sriti 300 kg 5. Biaya produksi 1. Biaya tetap per bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bulan Rp. 391.667,- 2. Biaya tidak tetap Rp. 685.000,- Total Biaya Produksi per bulan Rp. 1.076.667,- Jumlah produksiRp.1.076.667:16 kg (walet dan sriti) Rp. 67.292,- 6. Penjualan 1. sarang burung walet 1 kg Rp. 17.000.000,- 2. sarang burung sriti 15 kg Rp. 3.000.000,- Untuk 1 kali produksi Rp. 20.000.000,-Untuk 5 tahun 1. sarang burung walet 20 kg Rp. 340.000.000,- 2. sarang burung sriti 300 kg Rp. 60.000.000,- Jumlah penjualan Rp. 400.000.000,- 7. Break Even Point 1. Pendapatan selama 5 Tahun Rp. 400.000.000,- 2. Biaya produksi selama 5 th Rp. 1.076.667 x 60 bln Rp. 64.600.000,- 3. Keuntungan selama 5 tahun Rp. 335.400.000,- 4. Keuntungan bersih per produksi 335.400.000 : 60 bln Rp. 5.590.000,- 5. .BEP 232.919 8. Tingkat Pengembalian Modal 3 bulan (1 x produksi) 2. Gambaran Peluang Agribisnis Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya sarang burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif. 11. DAFTAR PUSTAKA 1. Chantler, P. & G. Driessens. Swift : A guide to the Swift an Treeswift of the World. Pica Press, the Banks. East Sussex, 1995. 2. Mackinnon, John. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994. 3. Nazaruddin & A. Widodo. Sukses Merumahkan Walet. Cet. 2. Jakarta: Penebar Swadaya, 1998. 4. Tim Penulis PS. Budidaya dan Bisnis Sarang Walet. Cet. 4. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994. 12. KONTAK HUBUNGAN 1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829 2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a5 Budidaya Sarang Walet Kawasan Karst Naga Umbang May 14th, 2008 | Published in Entrance | 12 Comments Oleh: T. Alfizar, SP Gua yang ada Naga Umbang bernilai 600 juta setahun berpotensi meningkatkan PAD Aceh Besar terancam hancur oleh karena penambangan dan pabrik semen.Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak. Budidaya walet adalah bertujuan untuk memanen sarang burung walet yang terbuat dari saliva atau air liur burung walet. Sarang burung walet menjadi populer setelah pada masa dinasti Tang (618-907)di china dijadikan sebagai makanan para raja. Selain sebagai makanan saranga burung walet yang kaya akan biopolymer ini dijadikan sebagai bahan obat-obatan untuk mengobati penyakit paru-paru, panas dalam, memperbaiki kerja syaraf, menjaga vitalitas bahkan sebagian mempercayai bahwa sarang burung walet dapat membuat awet muda. Pada masa-masa itu Kerajaan China sudah mengimport sarang burung walet dari Malaysia, Vietnam, Thailand dan Indonesia. Desa Naga Umbang yang memiliki bentangan alam karst yang memulai budidaya sarang walet gua sejak tahun 1985, dan mulai diatur pengelolaannya kepada pihak swasta oleh Pemda Kabupaten Aceh Besar sejak 1995. Gua yang dikenal dengan nama gua uleue atau gua ular karena bentuknya berkelok-kelok seperti ular memiliki populasi burung walet jenis Sriti (Collocalia esculenta) dalam jumlah ribuan dimana pada akhir 90 an mampu memproduksi sarang walet sebanyak 400kg per masa pemanenan. Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut: Superorder : Apomorphae Order : Apodiformes Family : Apodidae Sub Family : Apodenae Tribes : Collacaliini Genera : Collacalia Species : Collacalia fuciphaga, Collacalia esculenta Desa Naga Umbang yang terletak di Kecamatan Lhoknga setiap tahunnya memberikan kontribusi bagi PAD Pemkab Aceh Besar melalui asset daerah mereka yaitu gua sarang walet. Pengelolaan sarang walet dilakukan setiap bulan oktober di kota Jantho, setelah melalui proses pelelangan dengan pembukaan harga 600 juta maka gua sarang walet akan dikelola oleh pemenang tender yang memberikan harga tertinggi. Bagi masyarakat local keberadaan gua sarang walet di desa Naga Umbang adalah sebagai sebuah lapangan pekerjaan, dimana pengelolaan sarang burung walet ini menyerap 24 orang tenaga kerja sebagai penjaga, dan 22 orang tenaga kerja pemanenan. Burung walet merupakan satwa liar yang sangat sensitif dalam memilih lokasi membuat sarang dimana, hewan ini membutuhkan tempat bernaung dengan suhu 24-26 derajat celcius, serta kelembaban antara 85%-90 %, di daerah dataran rendah. Burung ini biasanya memilih lokasi bersarang di daerah gua di pesisir pantai, gua-gua di gunung dataran rendah, dan merupakan daerah yang jauh dari jangkauan manusia dengan kualitas lingkungan yang tinggi. Lokasi gua sarang walet di desa Naga Umbang berjarak kurang lebih 1,5 km dari pemukiman penduduk pada ketinggian 150 Mdpl. Lokasi gua yang terletak di hutan adat, sangat jarang di akses oleh warga yang tidak memilki kepentingan. Otomatis merupakan tempat berbiak yang sangat baik bagi hewan yang sangat sensitive ini. Selain tempat berbiak, burung walet membutuhkan air, dan lapangan luas yang mampu menyediakan suplai air untuk kelangsungan hidupnya, hewan ini memiliki kebiasaan minum setiap pagi dan sore. Fungsi hidrologi kawasan karst Naga Umbang yang menyuplai air ke permukaan melalui hulu sungai Krueng Raba merupakan komponen abiotik yang sangat berpengaruh terhadap terjaminnya lokasi hunian yang layak bagi burung walet. Ketersediaan serangga sebagai makanan bagi burung walet budidaya gua juga salah satu faktor yang sangat penting. Lahan pertanian dan perkebunan seluas 30 Ha menyuplai makanan setiap harinya bagi burung walet di desa Naga Umbang. Budidaya walet gua dan rumahan memiliki perbedaan pada masa-masa pemeliharaan, dimana budidaya walet rumahan menuntut pemeliharaan yang lebih rumit dibandingkan budidaya walet gua. Budidaya walet rumahan menuntut pemiliknya untuk melakukan pemeliharaan ternak, yang dimulai dengan penetasan telur hingga pengawasan dan pemeliharaan kandang agar burung walet tetap menyukai lingkungan tempat tinggalnya. Sementara budidaya walet di gua sarang desa Naga Umbang hanya membutuhkan pengawasan yang dilakukan sepanjang masa pengelolaan. Pengawasan di gua sarang ini dilakukan oleh 24 orang yang terbagi dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok bertugas menjaga selama 1 minggu dan akan digantikan kelompok berikutnya. Penjagaan hanya bersifat mencegah pencurian sarang walet oleh pihak asing, dan para penjaga gua sarang ini tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam gua. Hama dalam budidaya walet biasanya berasal dari hewan pemangsa baik, masih berupa telur maupun anakan walet. Hama ini dapat mengganggu populasi burung walet dan membuat burung walet tidak betah. Beberapa jenis hewan yang kerap menggangu antara lain tikus, cicak maupu tokek, ular dan semut yang biasanya mengganggu telur walet. Budidaya walet di rumahan membutuhkan perhatian yang sangat besar untuk menjaga hunian burung walet agar bebas dari hama tersebut, antara lain dengan membersihkan rumah walet dari tempat bersarangnya hama tersebut. Hama tikus merupakan hama yang paling sering mengganggu dalam pengelolaan gua Sarang di desa Naga Umbang, dimana tikus-tikus tersebut memangsa anakan walet yang baru menetas. Tikus ini hanya memangsa anakan walet yang dapat di jangkaunya, dimana walet merupakan komunitas langit-langit gua. Pemberantasan hama tikus tidak perlu dilakukan karena interaksi di dalam sebuah ekosistem gua yang sangat besar. Ketidakseimbangan jaring dan rantai makanan dalam ekosistem gua berarti dapat merusak ekosistem gua secara keseluruhan, dimana gua adalah sebuah ekosistem yang sangat rentan. Selain hama tikus, penurunanan kuantitas roduksi walet juga dipercaya akibat aktivitas manusia di sekitar kawasan. Beberapa aktivitas ini antara lain penebangan liar, penggunaan insektisida untuk lahan pertanian dan ladan serta penambangan batu kapur dan aktivitas pabrik semen. Aktivitas penebangan liar menyebabkan pembusukan akar, dari pohon yang ditebang. Pembusukan akar ini menyebabkan rembesan air melalui celah dinding dan atap gua semakin besar, yang akhirnya walet enggan untuk bersarang ditempat yang telah dialiri air tersebut. Ekses dari hal ini akan berakhir dengan terjadinya kompetisi intra spesies untuk memperebutkan tempat bersarang yang lebih baik, sehingga sebagian walet akan pindah mencari tempat bersarang di lokasi lain. Penggunaan insektisida untuk lahan pertanian untuk mengendalikan hama pada lahan pertanian dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam piramida makanan pada kawasan eksokarst. Menurunnya ketersediaan sumber makanan bagi burung walet juga mengakibatkan kompetisi intra dan antar species, dan setiap kompetisi di alam harus ada pemenangnya. Aktivitas penambangan dan eksploitasi alam oleh perusahaan semen secara umum dapat merusak struktur hidrologi pada kawasan karst. Kerusakan atau pengurangan kualitas pada tata air di kawasan karst dapat mengakibatkan pindahnya walet dari kawasan huniannya. Ketersediaan air bagi walet sangat penting dimana burung ini memiliki kebiasaan minum setiap pagi dan sore hari. Burung walet yang dibudidayakan di rumah, bahkan pembuatan kolam ini sangat dianjurkan agar burung ini betah untuk tinggal dan bersarang. Pemanenan sarang burung walet dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu: metode rampasan,dimana sarang walet dipanen setelah burung walet telah selesai membuat sarang dengan sempurna dan belum berisi telur. Metode kedua yang dapat digunakan adalah pemanenan dengan metode tetasan, dimana sarang walet dipanen setelah sarang walet telah selesai dibuat dengan sempurna dan telur yang terisi di sanga telah menetas dengan dan anakan walet mampu terbang dan mencari makan sendiri. Pemanenan dengan metode yang pertama sangat efektif untuk meningkatkan jumlah pemanenan, dimana panen bisa mencapai 4 kali dalam setahun. Pemanenan dengan metode pertama juga memiliki kekurangan, antara lain populasi burung walet akan menurun dengan cepat, karena kesempatan reproduksi walet yang rendah, serta kualitas sarang walet akan menurun menjadi tipis dan kecil, karena produksi air liur walet yang harus diimbangi dengan pemacuan waktu dalam pembuatan sarang. Pemanenan dengan metode ke dua memiliki memiliki kelebihan antara lain burung walet akan mampu memproduksi sarang yang yang tebal dan besar, serta reproduksi walet tidak terganggu dan populas walet akan meningkat. Kelemahan pemanenan dengan metode ini adalah mutu sarang walet akan menjadi turun, karena sarang walet mulai rusak dan sangat kotor penuh dengan bulu walet dan anakannya. Sesuai dengan SK menhutbun nomo 449 tahun 1999, pemanenan yang dilakukan d gua sarang di desa Naga Umbang dengan menggunakan metode pemanenan rampasan dan satu kali dalam setiap tahunnya dilakukan pemanenan dengan metode tetasan untuk menjaga populasi walet. Kuantitas produksi sarang walet di gua sarang di desa Naga Umbang dilaporkan telah menyusut, dibandingkan 10 tahun yang lalu.Kuantitas produksi sarang walet pada saat itu mencapai 400 kg per masa panen, sedangkan pada tahun-tahun belakangan hanya dapat mencapai 100-200 kg setiap musim panen. Pasca pemanenan oleh pihak pengelola, masyarakat di level lokal diberikan kesempatan selama 2 hari untuk memanen sisa-sisa sarang walet. Sisa sarang walet yang dipanen oleh warga akan menjadi milik mereka masing-masing. Hal ini harga dari sebuah kontribusi akan eksistensi sarang walet di desa mereka di Naga Umbang. Jumlah yang bisa dikumpulkan oleh masing- masing warga adalah kurang lebih 1 kg. Menurunnya populasi walet yang notabene menurunkan kuantitas produksi sarang walet dibanding 10 tahun silam, berbanding lurus dengan menurunnya jumlah warga yang ikut memanen selama 2 hari tersebut. Apabila 10 tahun silam jumlah produksi sarang walet mencapai 400kg per masa panen, jumlah warga yang ikut pada masa pasca panen mencapai 100 orang. Sedangkan pada musim panen yang lalu dilaporkan hanya 20 orang yang mencoba peruntungan mereka. Berkurangnya kuantitas sarang walet, meningkatkan kesulitan pada masa pemanenan hal ini merupakan faktor penyebab terjadinya beberapa angka kecelakaan yang berakibat fatal maupun cacat permanen. Sesuai dengan kebijakan adat di Aceh Besar umumnya, begitu pula yang berlaku di desa Naga Umbang kecelakaan yang terjadi di Gua Sarang menjadi tanggung jawab pihak pengelola pada masa berjalan. Pemasaran sarang walet ditingkat eksportir untuk sarang sriti , seperti yang ditemui di gua sarang di desa Naga Umbang dapat mencapai Rp.2,5 juta perkilogram sedangkan untuk sarang walet yang putih dapat mencapai 12 juta rupiah setiap kilogramnya. Setiap sarang walet yang akan diekspor dibagi berdasarkan kelas dan gradenya seperti bentuk, warna sarang, dan bahkan kadar airnya. Sarang walet dari desa Naga Umbang setelah selesai dipanen biasanya langsung di jual ke tingkat eksportir di pulau Jawa. Pembesihan, setelah sarang selesai dipanen pun biasanya dilakukan di level eksportir. Daftar Pustaka Nazaruddin & A. Widodo. Sukses Merumahkan Walet. Cet. 2. Jakarta: Penebar Swadaya, 1998. Tim Penulis PS. Budidaya dan Bisnis Sarang Walet. Cet. 4. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 449/Kpts-II/1999 Studi Potensi dan konservasi kawasan karst ( workshop kawasan karst TDMRC 23-24 November 2007) Cahyo rahmadi. Indonesian caves lives, Menggali potensi gua di pegunungan Muller Kalimantan Tengah, 2007) http://karstaceh.com/entrance/budidaya-sarang-walet-kawasan-karst-naga-umbang Cara Budidaya sarang burung walet A. Sepintas tentang burung walet Burung walet merupakan burung yang mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia .burung ini adalah pemakan serangga yang suka meluncur, Ukuran burung ini kecil warnanya gelap dan dapat terbang dengan cepat. Burung walet memiliki sayap seperti bulan sabit. Burung walet menyukai gua dan tempat-tempat yang lembab. Di Indonesia sudah cukup banyak masyarakat yang telah membudidayakan sarang burung walet baik untuk di konsumsi maupun untuk pengobatan. untuk daerah penyebaran budi daya sarang burung walet kawasan Jawa Barat diantaranya terdapat di daerah cibadak, cisaat, cibolang, cicurug, parung kuda dan pelabuhan ratu yang notabenenya merupakan kawasan Kabupaten Sukabumi. B.Penentuan lokasi Untuk membudidayakan sarang burung walet hal pertama yang harus kita perhatikan adalah lokasi untuk rumah burung walet tersebut, di mana kita harus memperhatikan hal-hal berikut : Cuaca harus sejuk dan lembab Kondisi lingkungan harus tenang atau tidak bising Lahan harus cukup luas Daerah Jauh dari jangkauan burung pemangsa Dekat dengan derah persawahan,danau atau laut C. Teknis pembuatan gedung Untuk membangun satu gedung sarang burung walet di butuhkan dana yang cukup besar karena di setiap ruangan di butuhkan banyak sirip untuk tempat burung walet membuat sarang yang biasanya sirip-sirip tersebut terbuat dari kayu jati agar lebih awet dan tahan lama. Selain itu stiap tembok juga harus d olesi ramuan yang terdiri dari telur bebek dan tepung ikan kemudian ruangan juga harus di semprot dengan cairan khusus untuk merangsang agar burung walet merasa nyaman dengan tempat tersebut. Biasanya gedung walet berupa gedung besar luasnya bervariasi dari 10x15m2 sampai 10x20m2. Semakin tinggi atap gedung semakin baik dan disukai burung walet.sebaiknyaa atap terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat untuk berputar-putar.lubang tempat keluar masuk burung walet berukuran 20x40 atau 20x50cm2 jumlah lubang tergantung pada luasnya gedung walet. Letak lubang janggan di letakan ke arah timur dan dinding lubang di cat hitam. Karena burung walet membutuhkan tempat yang lembab tingkat kelembapan antara 85-95 % maka kita harus menyediakan air di setiap ruangan,biasanya dengan menggunakan bak mandi yang terbuat dari fiber yang dilengkapi dengan keran sebagai penyalur air. D.Jenis Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut: Superoder :Apomorphae Order :Apodifomess Sub Family :Apodenae Tribes :Collacalini Genera :Collaccalia E.manfaat Hasil dari budidaya sarang burng walet adalah liurnya (saliva). Selain harganya yang tinggi sarang walet juga sangat berguna di dalam dunia kesehatan. Sarang walet sangat berguna untuk menyembuhkan sakit paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga. F.Cara perawatan Memelihra burung walet tidak sesulit memelihar hewan ternak lainya.kita cukup mengontrol kelembapan udara serta membersihkan kotoran walet yang menumpuk di lanti tetapi sebiknya kotoran walet tidak dibuang cukup di kumpulkan saja di pinggir kandang karena di kotoran walet terdapat bau yang khas yang merangsang walet lain untuk datang. Untuk sumber makanan burung walet akan mencari sendiri di sekitar gedung sehingga kita tidak perlu menyiapkan pakan khusus. G.Hama Hama-hama yang biasanya mengganggu burung walet adalah • Tikus • Toke • Kelalawar • Kecoa • Semut H. Panen Untuk waktu pemanenan di anjurka paling cepat 2 bulan dan paling lambat 4 bulan karena jika terlalu cepat bentuk sarang burung walet belum sempurna dan bila terlalu lama maka kwalitas sarang burung walet akan berubah serta warnanya akan berubah lebih kusam. Untuk teknis cara pemanenan pemilik gedung walet harus harus memiliki alat khusus serta teknik khusus karena apabila diambil sembaranga sarang walet akan hancur dan akan menurunkan nilai jual sarang burung walet.
Powered By Blogger

Search This Blog